Topik Utama Hari Ini

“ILA NAFSI……” BUKAN “ILA RUHI ….”

Diposting oleh ISKANDAR Z 27 November 2008

Dalam penggunaan Alquran, kata ruh tidak pernah berkaitan dengan kata maut atau wafat yang berarti ”kematian” atau ”kesempurnaan”. Tetapi yang dikaitkan dengan kematian adalah kata nafs (seperti kalimat kullu nafs dzaiqatul maut). Ungkapan ini menunjukkan, bahwa yang mati itu adalah nafs dan bukan ruh. Klik "komentar" untuk memberi tanggapan atau "read more" untuk melihat selengkpnya
Bagi manusia, ruh dan nafs merupakan dua istilah yang berdekatan namun memiliki kandungan makna yang berbeda. Ruh tidak pernah mati karena ia bersumber langsung dari Tuhan (wanafakaha min ruhi). Ia ibarat cahaya yang bersumber dari Matahari. Maka, sepanjang matahari itu ada, sepanjang itu pula cahaya itu tetap ada.
Kalaulah cahaya itu tidak ada, bukan berarti bahwa mataharinya yang tidak ada, tetapi cahaya yang tidak menembus kedalaman penglihatan manusia karena penghalang. Dalam keadaan ini, maka nafs berfungsi menangkap keberadaan cahaya. Bagi manusia pula, nafs merupakan unsur berkesadaran. Orang yang kehilangan nafs berarti kehilangan kesadaran, dan ketika itu manusia dapat dikatakan telah mengalami kematian. Jadi, mati sesungguhnya adalah hilangnya nafs. Dalam konteks ini, maka tradisi mengirim bacaan sebagai doa bagi orang yang telah meninggal dunia bukan diungkap dengan persembahan kata: ”ila ruhi fulan bin bulan” dan ”ruhi fulan bin bulan”, tetapi ”ila nafsi fulan bin fulan”. Wallahu a’lam

12 komentar

  1. wah, kalo ntr ada org yang mo acr slametan, kirim doanya jd berubah ya?!

     
  2. dalam tradisi mengirim bacaan bagi yg meninggal dibacakan dg: Ila ruhi....... menurut hemat saya sudah benar, sebab dia tidak mati di alam sana sehingga masih membutuhkan doa kita. Adapun nafs nya sudah mati, sudah lepas dgn segala kebutuhan duniawi dan perlu apapun dari doa kita. Afwan, dalam hal ini kita punya pendapat yg terbalik.

     
  3. ane stuju bnget klo yg namanya ruh itu tdak mati, "bahkan ia masih hidup pada sisi Tuhannya". cuman yg ntu tu pasti yg ruh yang suci. sementra doa yg kita krimkan maksudx agar Tuhan mengampuni dosa2 nya. Nah yg berdosa itu saiapa? pasti jawbannya "nafs". Jd. 1 x lagi, emang mestinya "ila nafsi ....(fulan bin fulanah) " bukan"ila ruhi fulan bin fulanah)...".

     
  4. wah..kalau ruh berasal dari Tuhan kenapa pula Tuhan mengatakan kataba llahu ala nafsi hir rahmah, nafs disini merujuk kepada jati diri Tuhan padahal Tuhan Maha Suci dari segala dosa, kenapa dalam alqur 'an dikatakan ya ayyutahan nafsul muthmainnah irji'i ila rabbiki radhiyatan mardhiyah, disini kata nafs al muthmainnah disuruh pulang ke Tuhan kenapa tidak memakai ruh yang disuruh pulang mudik ke Tuhan, bisa dijelaskan?

     
  5. mengirimkan alfatihah pd org mati dlm islam tdk ada hadist dan dalil sahih,ini perkara yg di ada2kan(bid'ah)...

     
  6. Beu

     
  7. Beu

     
  8. Iya bidah, cuma yang diada adakan ini sangat baik. Hanya ulama moderen lah dan pengikut yang keras hati tidak mau membantu sesama mukmin yang telah meninggalkan dunia ini dan berpulang ke allah.

     
  9. Warosatul ambiya itu lebih afdhol dari pada perkataan yg blm jelas sanadnya

     
  10. Ajib. Kalo belum paham jangan membuat pemahaman berdasarkan logika antum, wahai Bapak Iskandar. Belajarlah pada guru yang benar, baru nulis di blog.

     
  11. Kan ruh gak mati ruh nya masih hidup.. jdi yg kita doa kan ke ruh dia kan bukan ke jasad yg sdh mati.. Kita mendoakan ke ruh si jasad itu tho. ..jdi menurut pendpat sy sdh betul aja ila ruhi .

     
  12. Hmmm...kalo mendoakan utk yg masih hidup : ila ruhi wal jasadi...namanya bin fulan. kalo mendoakan utk yg sudah meninggal ila ruhi wala nafsi...namanya bin fulan. Bener nggak??

     

Posting Komentar

Berikan komentar anda, karena ia akan bermanfaat bagi yang mau melihat dan mendengar

ASSALAMU'ALAIKUM

My Twitter

ChatWithMe

Pesan Singkat