Topik Utama Hari Ini

SHOLAT: Media Membangun Kebersamaan Ummat

Diposting oleh ISKANDAR Z 22 Juli 2009

Oleh-oleh Lawatan ke "Sidratil Muntaha"
Sholat sebagai "oleh-oleh" dari lawatan ke Sidratil Muntaha dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj mengandung ajaran penting dalam upaya membangun kebersamaan ummat. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa segi; pertama, bahwa sholat merupakan kewajiban yang menurut ketentuan agama dilaksanakan secara terjadwal, sehingga saat waktu sholat tiba, kapanpun dan dimanapun kaum muslim wajib segera melakukannya. Ini berarti, bahwa sholat memberikan ajaran penting mengenai disiplin waktu dalam suatu waktu tertentu secara bersama. Sholat menjadi kurang bernilai jika dikerjakan tidak tepat pada waktunya, dan bahkan melalaikan sholat menyebabkan seorang dicap oleh Alquran sebagai orang yang mendustakan agama.
Kedua, dalam sholat, orang wajib membaca Surat al-Fatihah. Surat ini,mengandung klausa yang menyatakan "Hanya KepadaMu Ya Allah kami menyembah, dan Hanya kepadaMu ya Allah kami meminta pertolongan". Klausa ini menggunakan ungkapan kata "kami" sebagai bentuk jamak dari orang pertama. Penyebutan kata "kami" dalam klausa ini mengisyaratkan bahwa kebersamaan itu penting, hingga dalam ibadah menyembah Tuhan sendiripun dianjurkan untuk bersama-sama (berjamaah).
Dalam konteks inilah Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa "ibadah (sholat) yang dikerjakan secara berjamaah jauh lebih utama pahalanya jika dikerjakan secara sendiri-sendiri hingga duapuluh tujuh derajat". Ketiga, dalam sholat berjamaah, terdapat minimal seorang imam dan seorang makmum. Imam menjadi pemimpin sholat, sehingga gerakan makmun menuruti apa gerakan imam dan tidak boleh mendahului atau berpisah (mufaraqah),
karena itu akan menyebabkan gugurnya pahala berjamaah. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa sholat mengajarkan kepatuhan dan kebersamaan. Ibarat seorang presiden, maka ia menjadi kepala negara yang memimpin rakyatnya. Sementara rakyat harus tunduk dan patuh pada pimpinannya, namun tetap dalam konteks kebesamaan (berjamaah). Keempat, ketika seseorang mengakhiri sholat, maka ia membaca salam sambil menolehkan muka ke sebelah kanan dan kesebelah kiri. Gerakan ini mengisyaratkan, bahwa dalam hidup ini kita selalu dituntut untuk menebar kedamaian dan keselamatan antar sesama, tidak hanya sekedar menebar pesona. Gerakan untuk menoleh ke sebelah kanan berarti kita harus membangun nilai persaudaraan kepada orang-orang yang bernasib baik dan mujur. Sementara gerakan menoleh kesebelah kiri mengandung makna agar kita bisa membangkitkan kepedulian dan keprihatinan kepada orang-orang yang ada di samping kita yang lagi bernasib buntung. Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya pernah berujar, bahwa "tidak akan masuk sorga orang yang dalam ibadahnya rajin, tetapi tidak memperdulikan orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, sholat mengandung ajaran penting, tidak hanya dalam konteks membangun kesalehan individual, tetapi lebih dari itu sebagai media membangun kesalehan sosial. Wallahu A'lam.

0 komentar

Posting Komentar

Berikan komentar anda, karena ia akan bermanfaat bagi yang mau melihat dan mendengar

ASSALAMU'ALAIKUM

My Twitter

ChatWithMe

Pesan Singkat